Bubur Ayam Spesial Pakai Telur
Di kawasan Manyar, Ngagel, Nginden Surabaya banyak betebaran kedai-kedai makanan. Dari soto ayam, serba penyet hingga bubur ayam. Bubur ayam Jakarta racikan Andi Kristino dan Enky Sri Kawuryan yang terletak di Jalan Manyar 83 Surabaya bisa dicoba.
Bersebelahan dengan soto ayam Pak Jayus. Bubur ayam Jakarta Manyar berdiri sejak tahun 2001 ini membuka kedainya dua kali (dari pagi hingga pukul 12.00WIB dan pukul 17.00 hingga 22.00 WIB) setiap harinya. Kecuali hari Rabu, memilih libur sehari.
“Sekian lama berjualan, saya akhirnya tahu kapan waktu pengunjung datang paling banyak. Yaitu, pagi hari hingga siang jam 12 pas waktu makan siang. Setelah itu sepi. Karena itu saya tutup dan baru buka jam lima sore yang memang terbukti banyak pembelinya hingga malam hari,” terang Andi.
Bubur ayam Batavia ala Pak Andi ini memang tak banyak berbeda dengan bubur ayam lainnya, harganya juga terjangkau, dari Rp 5500 hingga Rp 9000. Bahkan membeli buburnya saja juga bisa. Tetapi, tetap ada yang membedakan. Selain tak berkuah layaknya bubur Jakarta, bubur ayam ini menghilangkan buliran kacang kedelai yang biasanya menjadi kawan setia makanan dari beras ini.
Yang spesial disediakan telur ayam kampung yang disajikan dengan cara berbeda. “Telur kampung mentah, diambil kuningnya saja. Ditaruh di mangkuk dan disiram dengan bubur panas. Hasilnya, ketika bubur tersaji, telur menjadi setengah matang dan ini membuat rasa bubur kian spesial,” ujar Andi yang pada Sabtu dan Minggu menyediakan telur kampung hingga 10 kg. “Jika tak suka telur kampung setengah matang, tersedia telur asin, sate telur puyuh, sate jerohan hati ayam,” sambungnya.
Menjaga rasa tetap sama dari sejak awal berdiri, Andy menetapkan standar pemilihan bahan baku terbaik. Untuk beras, dipakai beras mentik yang cocok diolah menjadi bubur, dan daging ayam dipilih bagian dada tanpa kulit. Untuk cakue, ia mendapatkannya dari produsen terbaik di Surabaya.
“Stok bubur juga tak dibuat terlalu banyak, alias selalu bubur segar yang disajikan. Bukan bubur sisa pagi hari yang dijual pada malam hari begitu juga sebaliknya,” terang Andy yang hingga kini engan membuka cabang meski peminat bubur ayam racikannya semakin banyak. (wahyu nurdiyanto)
Sumber: Surya, Rabu, 10 Desember 2008
Label: ayam, bubur, kabar kabari, kuliner
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda