Asteroid Bakal Tabrak Bumi?
Asteroid berukuran raksasa menghantam Bumi (ilustrasi) |
Kepala NASA Charles Bolden mengungkapkan, bahwa salah satu cara ampuh untuk menangkal datangnya asteroid besar ke Bumi adalah dengan cara berdoa.
Peristiwa mendaratnya benda luar angkasa atau meteor di Rusia yang memicu 1.500 penduduk terluka bulan lalu membuat waega bumi makin waswas. Terbaru, Kepala Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, Charles Bolden mengungkapkan ada meteor berukuran raksasa yang kini diprediksi sedang menuju tepat di atas langit New York City.
Lebih mengkhawatirkan, karena Charles mengungkap bila semua pihak harus ‘berdoa’. Selain itu, pihaknya berharap agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak dinginkan akibat kemungkinan ancaman asteroid tersebut. Nmaun, hingga kini belum bisa diperkirakan kapan asteroid itu tiba di bumi.
Dilansir Reuters, Kamis (21/3), Bolden mengatakan, ini adalah tentang semua Amerika Serikat atau siapapun dalam hal ini, yang bisa melakukan sesuatu tentang asteroid yang kini dikabarkan berada dalam jalurnya dengan Bumi. Bolden mengungkap hal ini kepada anggota parlemen di House of Representatives Science Committee Amerika Serikat.
Saran itu menggambarkan kepasrahan ketika ada asteroid menuju ke Bumi. Memang. Sampai saat ini belum ada cara yang benar-benar jitu untuk menangkal serangan asteroid ke Bumi.
Peristiwa mendaratnya benda luar angkasa atau meteor pernah terjadi beberapa waktu lalu di Rusia. Meteor ini diestimasi memiliki ukuran diameter 55 kaki (17 meter) yang menimbulkan korban luka-luka hingga 1.500 penduduk akibat gelombang kejut yang memecahkan kaca serta merusak bangunan.
Sementara, beberapa hari sebelumnya, sebuah asteroid berukuran lebih besar melintas di dekat Bumi dengan jarak 17.200 mil dari permukaan. Akibatnya, beberapa jaringan satelit TV dan telekomunikasi sempat mengalami gangguan.
Peristiwa ini, menurutnya adalah bukti bahwa manusia hidup dalam sistem tata surya aktif dengan benda-benda yang berpotensi berbahaya. Eddie Bernice Johnson dari Texas Democrat mengungkapkan, asteroid-asteroid ini telah menghampiri Bumi dengan frekuensi mengejutkan.
"Kami sangat beruntung bahwa peristiwa bulan lalu itu hanya suatu kebetulan sederhana ketimbang bencana," kata Committee Chairman Lamar Smith. NASA menemukan dan menelusuri sekira 95 persen dari objek luar angkasa yang mendekati Bumi.
Dari sekian asteroid yang terdeteksi, asteroid terbesar memiliki lebar diameter 1 kilometer. "Sebuah asteroid sebesar itu, satu kilometer atau lebih besar, adalah masuk akal untuk dapat mengakhiri peradaban," tutur John Holdren, Science Advisor Gedung Putih.
Sampai saat ini, NASA telah menemukan sekitar 95 persen objek-objek yang terbang di dekat Bumi. Ada yang berukuran 900 meter, bahkan berdiameter lebih besar.
Contoh dari serangan asteroid yang berakibat fatal di bumi adalah pada 66 juta tahun lalu, di mana sebuah asteroid berukuran sangat besar menghantam sebuah wilayah di Meksiko. Konon, serangan itulah yang menjadi penyebab punahnya dinosaurus, tanaman, dan hewan-hewan purba di Bumi. Gunakan Nuklir
Sementara, tim ilmuwan dari Iowa State University menggelontorkan dana hingga 500 juta dollar (Rp 4,8 triliun) untuk melakukan uji coba sistem "pencegatan" asteroid. Mereka berencana untuk meledakkan asteroid di luar angkasa sebelum asteroid itu berhasil menghantam Bumi.
Dilansir Scienceagogo, setelah lima tahun melakukan pengembangan sistem penghancur asteroid ini, tim peneliti yang dipimpin Bong Wie dari Asteroid Deflection Research Center akan merealisasikan uji coba peledakan asteroid tersebut. Mereka akan mempresentasikan penelitiannya pada event NASA Technology Day bulan depan di Washington, D.C.
Wie mengatakan, sebuah peristiwa yang terjadi beberapa pekan lalu seperti meteor Rusia dapat mengancam keselamatan manusia di Bumi. "Ada meteor selebar 15 meter yang meledak di langit Rusia, dan di hari yang sama, asteroid DA14 selebar 45 meter melintas dengan jarak terdekat 25 ribu kilometer dari Bumi," jelas Wie.
Ia menjelaskan, asteroid dengan lebar ukuran setengah lapangan sepakbola ini hampir saja menabrak Bumi. "Jika dampak itu terjadi, ini akan setara dengan ledakan 160 bom nuklir Hiroshima," tuturnya.
NASA telah melakukan misi serupa. Badan antariksa asal Amerika Serikat ini pernah menabrakan probe (sejenis satelit) ke komet Tempel 1. Akan tetapi, komet ini berukuran sangat besar (sekira panjang 8 kilometer) ketimbang asteroid yang Wei ingin hancurkan"NASA telah mencoba dengan komet besar. Namun, itu belum dengan asteroid berukuran 300 meter atau 50 meter," terangnya.
Jadi, saran NASA cukup beralasan. Tidak ada salahnya Anda berdoa untuk menghindari asteroid datang dan benar-benar mampir ke Bumi. (ins)
Dari bbrp sumber
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda