Parkinson Bisa Menyerang Usia Muda

ANAK penderita Parkinson dibantu orangtuanya. Parkinson tidak hanya menyerang orang dewasa, anak-anak juga bisa terancam.


Parkinson Disease atau biasa disebut Parkinson selama ini dikenal sebagai penyakit yang menyerang orang usia lanjut. Namun, penyakit yang ditemukan pada 1817 oleh dr James Parkinson ini juga menyerang usia muda.

Mengapa Parkinson menyerang usia muda? ”Rata-rata Parkinson menyerang pada usia 60 tahun, tapi pada orang bisa menyerang orang yang lebih muda bila mereka mengalami trauma otak dan yang memiliki bakat Parkinson,” tutur dr Linardi Widjaya SpS(K), dokter yang praktik di RS Siloam Surabaya.

Linardi menjelaskan, penyebab Parkinson adalah kerusakan neuron, unit terkecil pada otak yang berperan meneruskan pesan dari otak ke syaraf sebelum pesan sampai ke anggota tubuh lainnya, atau sebaliknya. Komunikasi antarneuron terjadi dengan bantuan zat cair yang disebut neurotransmitter yang meloncat dari satu neuron ke neuron lain.

Untuk gerak motoris, jelas dr Linardi, neurotransmitter yang dipakai adalah Dopamin dan Acetyl-Cholin. Pada otak sehat, jumlah keduanya seimbang sehingga gerak motoris mulus.

Dopamin sebagian besar dibuat oleh sekelompok neuron yang disebut substantia nigra yang berada di basal ganglia (di bagian bawah atau dasar otak).”Nah, kerusakan substantia nigra inilah yang mendasari munculnya penyakit Parkinson,” jelas dr Linardi.

Gejala Parkinson
Orang dengan Parkinson mempunyai tanda bahwa substantial nigranya (bagian otak yang menghasilkan dopamin, noradrenalin, dan serotonin) rusak atau kering. Akibatnya, otak kehilangan kemampuan memproduksi bahan kimia tersebut.

Parkinson dimulai dengan gangguan kecil seperti Bradykinesia (gerak melambat), resting tremor yang khas, rigidity (otot kaku), kesulitan melangkah (gait disturbance). Namun, kadang-kadang ada yang dimulai dengan depresi (rasa susah), instabilituy (mudah jatuh). Selain itu, juga ada gejala nonmotorik seperti kemunduran intelektual secara progresif (dementia), kesulitan tidur, gelisah, dan berbagai mimpi buruk.

”Juga adanya perubahan emosi seperti penakut, mudah tersinggung, tidak percaya diri dan rasa sedih, gangguan buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), serta kegelisahan seksual,” ungkap dr Linardi.

Kebanyakan orang dengan Parkinson, lanjut Linardi, tak mempunyai penyebab spesifik. Namun beberapa di antaranya dapat disebabkan karena keturunan, toksin/racun, trauma kepala, dan penyakit Parkinson drug-incuded. Untuk keturunan, sejumlah mutasi genetic yang spesifik penyebab penyakit Parkinson telah ditemukan, termasuk dalam populasi tertentu ( Contursi, Italia) dan terdapat dalam suatu kasus minoritas penyakit Parkinson.

”Seseorang yang menderita Parkinson kemungkinan mempunyai keluarga yang juga mempunyai penyakit Parkinson. Namun bagaimana pun, hal ini tidak berarti bahwa penyakit tersebut telah diteruskan secara genetik,” jelasnya.

Racun yang diduga sangat kuat dan bisa menyebabkan Parkinson adalah pestisida dan transition-series logam seperti mangan atau besi. Selain itu, Anipsychotics yang digunakan untuk penyembuhan penyakit kejiwaan dapat mempengaruhi gejala penyakit Parkinson akibat penurunan aktivitas dopaminergic.

On-Off
”Beberapa penderita menunjukkan gejala on-off yang sangat mengganggu karena penderita tidak tahu kapan gerakannya mendadak menjadi terhenti, membeku, sulit. Jadi gerakannya terinterupsi sejenak,” kata dr Linardi.

Dia menambahkan, penderita Parkinson dengan gejala yang sudah jelas tidak perlu dirawat di rumah sakit. “Banyak terapi yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit Parkinson,” katanya.

Selain mengonsumsi obat-obatan, sebagian besar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien akan termotivasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh di klinik terapi fisik.

Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor, dan hambatan lainnya. Tidak hanya terapi fisik, terapi suara juga dibutuhkan untuk “kekacauan suara” yang diakibatkan Parkinson, yakni dengan Lee Silverman Voice Treatment (LSVT) untuk meningkatkan volume suara.

Terapi Musik
Musik adalah salah satu terapi yang ditawarkan untuk beberapa penyakit degenerasi otak, termasuk penyakit parkinson. Menurut dr Rocksy Fransisca, musik jenis ritmik dapat membantu penyandang parkinson mengawali suatu gerakan.

"Manfaat musik untuk parkinson, pertama, ritme. Kalau bagi kita, angkat kepala itu reflek, gampang, tapi bagi penyandang parkinson sangat sulit. Untuk itu, manfaat musik sangat baik bagi mereka memulai gerakan," kata dr Rocksy.

Meskipun begitu, tiap penyandang parkinson, kata dr Rockys, memiliki kepekaan terhadap jenis musik yang berbeda-beda. "Ada yang lebih peka dengar gamelan Jawa, inget waktu masih kecil suka tari Jawa, ada yang musik China, dari Sumatera Barat, juga bagus," katanya. Musik apa pun yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing penyandang parkinson dapat menjadi terapi yang baik.

Selain musik, suara alami juga dapat melatih gerakan para penyandang parkinson. "Musik yang ada suaranya bagus karena suara bisa melatih gerakan. Suara yang kita keluarkan sendiri juga bagus," tambah dr Rocksy.

Sayangnya, menurut dr Rocksy, di Indonesia belum banyak rumah sakit atau klinik yang menyediakan terapi musik bagi penyandang parkinson. Untuk itu, dr Rocksy memberikan beberapa tips bagi penyandang parkinson untuk terapi di rumah. "Tips untuk dicoba dirumah, eksplorasi berbagai jenis musik, temukan lagu-lagu yang membuat Anda ingin bergerak," katanya.

Kemudian, lagu-lagu yang cocok dengan masing-masing penyandang sebaiknya dikoleksi dalam suatu perangkat yang mudah dibawa, seperti iPod. Selain itu, eksplorasilah jenis musik yang membuat penyandang ingin bernyanyi. Terakhir, kata dr Rocksy, ada baiknya penyandang tetap bergabung dalam komunitas. "Tetap bersosialisasi," imbuhnya.

Untuk diketahui, penyakit parkinson merupakan penyakit yang menyerang otak. Gejala utama penyakit ini berupa gangguan pergerakan, seperti gemetar, kaku sendi, dan pergerakan motorik yang melambat hingga berujung pada ketidakseimbangan postural yang membuat penyandang mudah sekali jatuh. Adapun hari parkinson sedunia jatuh pada 11 April. ins

5 Penyakit Bahaya Ini Mengintai di Usia Muda
Awas, 5 Penyakit Bahaya Ini Mengintai di Usia Muda. Penyakit tidak mengenal usia. Dan kini, banyak jenis penyakit yang mengincar kaum muda. Gaya hidup yang kurang sehat, kurang olahraga, dan banyak pikiran bisa membuat penyakit mudah menempel di usia muda.

  1. Diabetes Tipe 2
    Diagnosis awal: Usia 40-an atau 50-an
    Saat ini: Sejak kecil

    Bagaimana mungkin, diabetes usia 40-an bisa beralih menyerang anak-anak? Menurut Director of the MedStar Diabetes Institute, Michelle f. Magee, hal ini disebabkan karena faktor gaya hidup yang tak sehat, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula, hingga menyebabkan kelebihan berat badan.

  2. Melanoma
    Diagnosis awal: Usia 50-an atau lebih
    Saat ini: Remaja dan anak usia belasan tahun.

    Melanoma adalah sejenis kanker kulit serius. Menurut Journal Cancer Epidemiolgy, peluang tiga kali lebih besar terkena melanoma saat Anda melakukan tanning bed. Tak hanya itu, paparan sinar matahari langsung juga dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti ini. Oleh karena itu, gunakan pelembab atau sunblock dengan SPF 15 atau SPF 30. Pencegahan dari dalam juga harus kuat, seperti dengan mengonsumsi vitamin D.

  3. Stroke
    < Diagnosis awal: Usai lebih dari 65 tahun
    Saat ini: Usia 20-an atau 30-an

    Pola hidup tak sehat, dengan mudah mematahkan kesehatan Anda. Kebiasaan merokok, membuka dua kali peluang lebih besar terkena ancaman stroke. Faktor lain yang mempengaruhi lainnya adalah tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, dan kolesterol tinggi. Namun risikonya dapat dikurangi dengan mengatur asupan lemak dan garam, makan ikan seminggu dua kali, dan perbanyak latihan.

  4. Kanker payudara
    Diagnosis awal: Dibawah usia 45 tahun
    Saat ini: Remaja

    Penyakit sillent killer ini, dipengaruhi oleh faktor keturunan. Akan tetapi dapat pula disebabkan karena faktor gaya hidup tak sehat, seperti kebiasaan merokok, dan lainnya.

  5. Pikun
    Diagnosis awal: Lebih dari usia 65 tahun
    Saat ini: Usia 40-an


Kepikunan atau bahasa medis disebut dengan Alzheimer merupakan penyakit karena minimnya respon otak pada manusia. Umumnya ditandai dengan gangguan daya ingat dan sulit melakukan kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, Anda dapat menangkalnya dengan mengonsumsi vitamin D dan berolahraga dengan teratur.

[top]atas

[keluar]

Sumber: Surabaya Post, Minggu, 03/03/2013

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda