Jus Pare Berpotensi Cegah Kanker Pankreas
Peria (pare) - Freedigitalphotos/Sommai |
Eksperimen terhadap tikus-tikus percobaan menunjukkan potensi ekstrak peria (lebih dikenal dengan pare) dalam menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Tiga tahun sebelumnya, hasil yang serupa ditemukan pada penelitian terhadap jus peria dalam menghambat perkembangan sel-sel kanker payudara secara in vitro, dalam cawan petri.
Rajesh Agarwal, PhD, pemimpin program Cancer Prevention and Control di CU Cancer Center dalam keterangan kepada pers, dikutip dari Medical Daily mengatakan, tiga tahun lalu para peneliti menemukan efek manis dari tumbuhan peria yang pahit terhadap masalah kanker payudara. Penelitian itu menunjukkan, terjadi penghambatan perkembangan sel kanker payudara. Mencoba meneliti lebih lanjut, para peneliti menggunakan jus pare yang sama terhadap sel kanker di organ lain, yakni pankreas.
Agarwal mengatakan, pare adalah salah satu makanan yang kerap dikonsumsi warga Asia. Jus pare, menurut Rajesh, bisa memengaruhi alur metabolisme glukosa tubuh, sehingga menghambat energi dan membunuh sel-sel kanker pankreas.
Kanker pankreas adalah satu dari sekian banyak bentuk kanker. Penderitanya kebanyakan tidak tertolong karena penyakitnya cenderung tak terdeteksi. Setiap tahun di Amerika Serikat, terdapat sekitar 45.220 kasus kanker pankreas, dengan 38.460 kematian.
Hasil penelitian Agarwal dan rekan-rekannya menunjukkan ada pengurangan pertumbuhan sel-sel kanker pankreatik pada tikus percobaan sebanyak 60 persen. Para peneliti juga melihat hasil yang sama pada sel pankreas yang ada di cawan petri yang dijaga dalam kondisi laboratorium.
Jus peria bekerja dengan cara mencegah sel-sel pankreas memetabolisasikan glukosa dan membuat lapar sel-sel kanker dari sumber energi, tetapi membiarkan sel-sel non kanker tak terganggu. Alasannya, sel-sel kanker bergantung pada glukosa untuk mendapatkan energi.
Diakui Agarwal, temuan ini sangat menakjubkan karena kebanyakan peneliti mencoba menciptakan obat-obatan buatan dari kimia buatan untuk menghambat kemampuan sel-sel kanker dalam memenuhi kebutuhan energinya, sementara alam sudah menyediakan hal itu secara gratis. (Medical Daily)
Sumber: Berita Satu, Rabu, 13 Maret 2013
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda