"Doa Untuk Puteraku" karya Jenderal Douglas MacArthur
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan. Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan. Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja. Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.
Tuhanku...
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.
Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat Untuk menggapai masa depan yang cerah namun tak pernah melupakan masa lampau.
Dan, setelah semua menjadi miliknya... Berikan dia cukup Kejenakaan sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh namun tetap mampu menikmati hidupnya.
Tuhanku...
Berilah ia kerendahan hati... Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki... Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna... Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"
Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas MacArthur tersebut merupakan sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah sebuah cermin seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Sumber: SCTV
PRAYER FOR ARTHUR
by Douglas MacArthur
Build me a son, O Lord, who will be strong enough to know when he is weak, and brave enough to face himself when he is afraid; one who will be proud and unbending in honest defeat, and humble and gentle in victory.
Build me a son whose wishes will not take the place of deeds; a son who will know Thee — and that to know himself is the foundation stone of knowledge.
Lead him, I pray, not in the path of ease and comfort, but under the stress and spur of difficulties and challenge. Here let him learn to stand up in the storm; here let him learn compassion for those who fail.
Build me a son whose heart will be clear, whose goal will be high; a son who will master himself before he seeks to master other men; one who will reach into the future, yet never forget the past.
And after all these things are his, add, I pray, enough of a sense of humor, so that he may always be serious, yet never take himself too seriously. Give him humility, so that he may always remember the simplicity of true greatness, the open mind of true wisdom, and the weakness of true strength.
Then I, his father, will dare to whisper, “I have not lived in vain”
(sumber: Revista INTER-FORUM )
DOA UNTUK ARTHUR
Tuhanku, Bentuklah putraku, menjadi manusia yang cukup kuat Untuk menyadari manakala ia lemah Dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri manakala ia takut Manusia yang merasa bangga dan teguh dalam kekalahan, Rendah serta jujur dalam kemenangan
Bentuklah putraku, menjadi manusia yang kuat dan mengerti Bahwa mengetahui dan kenal akan dirinya sendiri Adalah dasar dari ilmu pengetahuan
Tuhanku, Janganlah putraku Kau bimbing di atas jalan yang mudah dan nyaman Tapi bimbinglah ia di bawah tempaan dan Desak kesulitan tantangan hidup Bimbinglah putraku agar tegak di tengah badai Dan berbelas kasihan pada mereka yang jatuh
Bentuklah putraku, menjadi manusia yang berhati bening, Dengan cita meninggi langit Manusia yang sanggup memimpin dirinya sendiri Sebelum ia berhasrat memimpin orang lain Manusia yang menggapai kegemilangan hari depan Tanpa melupakan masa lampau
Dan setelah semua menjadi miliknya, Lengkapilah ia dengan rasa humor, Agar ia besungguh-sungguh tanpa menganggap dirinya terlalu serius
Berikanlah padanya kerendahan hati, sehingga ia akan mengingat Kesederhanaan dari keagungan sejati Keterbukaan pikiran bagi kearifan sejati Dan kelemahan dari kekuatan sejati
Kemudian, Aku ayahnya berani berbisik, “HIDUPKU TIDAKLAH SIA-SIA” CATATAN:
Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas MacArthur tersebut merupakan sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah sebuah cermin seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.
Seperti contoh sepenggal puisi di atas yg berbunyi: "Janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan." Puisi ini menunjukkan bahwa sang jenderal sadar tidak ada jalan yang rata untuk kehidupan sukses yang berkualitas.
Seperti kata mutiara yang tidak bosan saya ucapkan: "Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."
Untuk itu, jangan kompromi atau lunak pada sikap kita yang destruktif, merusak, dan cenderung melemahkan. Maka, senantiasalah belajar bersikap tegas dan keras dalam membangun karakter yang konstruktif, membangun, demi menciptakan kehidupan sukses yang gemilang, hidup penuh kebahagiaan!!
Selamat berjuang!!!
Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda