Ta-bhutaan, Ondel-ondel Khas Jember

Foto: zonaberita/hei
Beberapa ondel-ondel khas Jember sebelum tampil.

SIAPA bilang Ondel-ondel cuma milik Betawi. Di Jember kesenian ini juga sudah lama berkembang, khususnya di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa. Bahkan Ondel-ondel yang dikenal dengan Ta-bhutaan atau Buto-butoan diklaim sebagai kesenian asli Jember yang berbeda filosofinya dengan yang ada di daerah lain.

Ondel-ondel yang menggambarkan wajah buto (raksasa berwajah menakutkan) ini tampil memukau saat menyambut Bupati Jember MZA Djalal dalam acara Bedah Potensi Desa di Desa Biting, Kecamatan Arjasa, Rabu (24/3). Bukan hanya musiknya yang khas dengan bunyi-bunyian khas etnis Madura, ondel-ondel itu berjalan berkeliling sambil bergoyang ngebor gaya Inul.

“Kesenian Ta-bhutaan ini adalah salah satu kekayaan budaya khas Jember yang akan terus kita bina dan kembangkan disamping kesenian lain seperti musik patrol dan Can-macanan Kadhuk yang mulai punah,” kata Thomas MS, Sekretaris Dewan Kesenian Jember kepada www.zonaberita.com

Menurut ketua seni budaya Ta-bhutaan, Andiyanto, seni budaya ondel ondel Ta-bhutaan merupakan kesenian asli Kabupaten Jember terutama wilayah utara. Kesenian ini masih banyak digunakan oleh masyarakat Desa Kamal sebagai salah satu sajian dalam acara-acara selamatan desa, dan bersih desa atau ruwatan. Andiyanto juga menjelaskan kesenian ini merupakan ajaran dari leluhur desa Kamal, yang diyakini masyarkat setempat mampu menghalau musibah yang akan melanda desa, misalnya gagal panen maupun penyebaran wabah penyakit.

“Semula kesenian ini hanya dikenal di wilayah Jember Utara, tetapi akhir-akhir ini mulai dikenal lebih luas. Kami juga pernah tampil di acara Jember Fashion Carnaval (JFC) serta di daerah lain seperti Banyuwangi. Mudah-mudahan ada perhatian dari pemkab agar kami bisa melestarikan kesenian ini,” katanya.

Kepala Desa Kamal, Kusnad mengatakan kesenian Ta-bhutaan merupakan warisan budaya sama halnya dengan kesenian-kesenian lain seperti ludruk suroboyoan, gandrung banyuwangi, dan can-macanan kadhuk yang juga milik khas masyarakat Jember. “Kami bertekad terus melestarikan agar tidak tergilas kesenian impor karena ini warisan leluhur,” katanya.(hei/ijo)

Sumber: Rabu, zonaberita, 24 Maret 2010

Label: , , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda