Waspadai Ancaman Diabetes Melitus

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun 2030. Tingginya angka tersebut, menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-4 dunia, setelah Amerika Serikat, India dan Cina. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan faktor risiko yaitu obesitas, kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat tinggi lemak, merokok, hiperkolestrol dan lain-lain. Bila tidak diantisipasi secepatnya, diabetes bisa menimbulkan ancaman penyakit lainnya, seperti stroke dan jantung.

Mengerikan bukan? Sebelum ancaman tersebut mengincar Anda, ada baiknya Anda mengenal Diabetes lebih jauh.

Diabetes atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglisemia), karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin merupakan hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal.

Umumnya sistem pencernaan akan mengubah sebagian makanan menjadi gula yang disebut glukosa. Gula tersebut kemudian masuk ke dalam aliran darah dan siap menjadi energi bagi sel-sel tubuh dengan bantuan hormon insulin.

Namun bagi penderita diabetes, insulin yang dihasilkan tubuh tidak cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal, sehingga terjadi penumpukan sejumlah gula di dalam darah dan sisanya masuk ke dalam urin lalu dibuang.

Cara Mengetahui Gejala Diabetes

Untuk mengetahui gejala diabetes dapat didiagnosa dengan dua cara, yaitu dengan cara melihat kadar glukosa darah sewaktu puasa dan kadar glukosa darah 2 jam setelah makan.

Menurut standar WHO gula darah Anda disebut normal jika kurang dari 110 mg/dl setelah makan. Jika melebihi jumlah tersebut (140 mg/dl) disebut juga dengan hiperglikemia postprandial, kondisi ini sudah termasuk dalam pre-diabetes.

Namun menurut panduan yang dikeluarkan bersama oleh European Society of Cardiology (ESC) dan European Association for the Study of Diabetes (EASD), data glukosa darah setelah makan akan memberikan keterangan yang lebih baik tentang risiko akan penyakit kardiovaskular di kemudian hari, dibandingkan dengan data glukosa sewaktu puasa.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun 2030. Tingginya angka tersebut, menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-4 dunia, setelah Amerika Serikat, India dan Cina. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan faktor risiko yaitu obesitas, kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat tinggi lemak, merokok, hiperkolestrol dan lain-lain. Bila tidak diantisipasi secepatnya, diabetes bisa menimbulkan ancaman penyakit lainnya, seperti stroke dan jantung.

Mengerikan bukan? Sebelum ancaman tersebut mengincar Anda, ada baiknya Anda mengenal Diabetes lebih jauh.

Diabetes atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglisemia), karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin merupakan hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal.

Umumnya sistem pencernaan akan mengubah sebagian makanan menjadi gula yang disebut glukosa. Gula tersebut kemudian masuk ke dalam aliran darah dan siap menjadi energi bagi sel-sel tubuh dengan bantuan hormon insulin.

Namun bagi penderita diabetes, insulin yang dihasilkan tubuh tidak cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal, sehingga terjadi penumpukan sejumlah gula di dalam darah dan sisanya masuk ke dalam urin lalu dibuang.

Cara Mengetahui Gejala Diabetes

Untuk mengetahui gejala diabetes dapat didiagnosa dengan dua cara, yaitu dengan cara melihat kadar glukosa darah sewaktu puasa dan kadar glukosa darah 2 jam setelah makan.

Menurut standar WHO gula darah Anda disebut normal jika kurang dari 110 mg/dl setelah makan. Jika melebihi jumlah tersebut (140 mg/dl) disebut juga dengan hiperglikemia postprandial, kondisi ini sudah termasuk dalam pre-diabetes.

Namun menurut panduan yang dikeluarkan bersama oleh European Society of Cardiology (ESC) dan European Association for the Study of Diabetes (EASD), data glukosa darah setelah makan akan memberikan keterangan yang lebih baik tentang risiko akan penyakit kardiovaskular di kemudian hari, dibandingkan dengan data glukosa sewaktu puasa.

Dua Tipe Penyakit Diabetes

Penyakit ini terbagi ke dalam dua jenis, dimana keduanya sama-sama mengganggu proses pengaturan kadar gula.

Diabetes Tipe 1

Diabetes ini diderita oleh 1 dari 10 penderita diabetes. Pada tipe ini, jumlah insulin yang diproduksi pankreas kurang, sehingga penderitanya akan tergantung pada suntikan insulin setiap hari seumur hidup. Sehingga disebut juga sebagai Diabetes Mellitus yang tergantung insulin.

Biasanya diabetes tipe 1 akan menyerang sebelum usia 30 tahun, dengan gejala yang muncul secara tiba-tiba, seperti :
  • Rasa haus yang luar biasa
  • Sering kencing
  • Merasa lapar luar biasa

  • Kehilangan berat badan tanpa sebab

  • Lemas dan letih

Diabetes Tipe 2 Diabetes ini disebut juga Diabetes Mellitus yang tidak tergantung insulin. Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang umum dan menyerang diusia 40 tahun ke atas terutama pada orang yang bertubuh gemuk. Penyakit ini bisa diatasi jika penderitanya melakukan diet seimbang, penurunan berat badan dan rajin berolah raga. Gejala yang akan timbul pada penderita diabetes tipe ini diantaranya :
  • Haus luar biasa
  • Sering kencing
  • Penglihatan kabur
  • Luka yang lama sembuh
  • Mudah tersinggung
  • Tangan dan kaki sering kesemutan atau “mati rasa”
  • Infeksi kandung kemih, vagina dan kulit yang terjadi berulang-ulang
Jika Anda termasuk dalam kelompok orang yang berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2, segeralah melakukan pemeriksaan dini. Pasalnya penelitian telah membuktikan adanya hubungan yang erat antara diabetes dengan risiko penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah seperti stroke atau penyakit jantung. Faktor risiko yang perlu diperhatikan antara lain, memiliki riwayat diabetes pada keluarga, berat badan berlebih, melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg, menderita hipertensi (140/90 mmhg) dan kolesterol tinggi. (conectique.com)

Label: , ,

1 Komentar:

Pada 4 Maret 2009 pukul 20.09 , Blogger omyosa mengatakan...

NI DIA SOLUSI SEHAT DGN AIR SEHAT
“Ini dia solusi penyembuhan dan pencegahan bermacam penyakit, tanpa obat, tanpa suntik, tanpa operasi, tanpa bahan Kimia, tanpa bahan pengawet, baik sekali untuk kesehatan jantung, ginjal, paru-paru, lever, pankreas, lambung dan organ tubuh lainya. Aman bagi segala usia, tidak ada efek samping”.
Untuk solusi hidup lebih sehat, saat ini sudah diproduksi air murni dengan kadar meneral anorganik rendah dan memiliki kandungan oksigen yang tinggi, yang mampu dan dapat dijadikan alternatif pilihan untuk HIDUP LEBIH SEHAT.
Mulailah hari ini hidup sehat dengan mengganti konsumsi minum anda sehari-hari dengan OXY Drink Water, yang merupakan air murni beroksigen tinggi yang dapat dijadikan alternatif pemeliharaan kesehatan, mempercepat proses penyembuhan berbagai penyakit, juga mampu meningkatkan energi tubuh bagi pria dan wanita. Cukup 2 botol (388 ml)per hari pagi hari bangun tidur, dan malam hari menjelang tidur ketika perut dalam keadaan kosong.
Jauhkan anda dari rokok yang mempunyai kandungan tar dan nicotine tinggi yang jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan meracuni organ tubuh anda.
Terima kasih.
Omyosa : 08159927152

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda