Bakso Kepala Sapi

Selain familiar di kalangan muda sampai tua atau kalangan menengah bawah sampai menengah ke atas, mendapatkan semangkuk bakso juga tak sulit. Hampir di setiap sudut jalan, makanan cepat saji ini mudah didapatkan.

Salah satu tempat yang kini jadi jujugan warga Surabaya adalah Bakso Kepala Sapi yang pertama kali buka pada 2003 lalu di kawasan Klampis. Meski bukan termasuk pelopor usaha bakso yang sudah berjalan puluhan tahun, tetapi bakso yang namanya cukup unik ini belakangan memang jadi buah bibir di kalangan pecinta kuliner.

Hanya dalam waktu 5 tahun, bakso ini telah mengembangkan diri ke 5 outlet. “Selain di Klampis, kami juga ada daerah Juanda, jalan Kutei, jalan Manukan, dan Wonocolo. Sedangkan Maret nanti mau buka lagi yang terbaru di Rungkut,” ujar Suharto,

Pengusaha Bakso Kepala Sapi

Berbeda lagi dengan franchise yang selama ini sudah beredar di luar kota, yaitu Bogor dengan 3 outlet yang ada sejak tahun 2008 lalu.

Mungkin, bagi sebagian orang yang belum pernah makan di tempat ini penasaran sekali dengan bentuk penyajian bakso yang namanya cukup unik ini. Kalau yang Anda kira daging bakso yang digunakan dari campuran daging kepala sapi, itu keliru. Daging untuk bakso yang dipakai di sini merupakan daging sapi murni sebagaimana bakso di kebanyakan penjual bakso lainnya.

Tetapi kepala sapi yang dimaksud di sini ialah sajian pendukung yang menyertai bakso dalam satu mangkoknya. Seperti halnya kikil atau gorengan yang selama ini cukup familiar di penikmat bakso. “Jadi, daging dari kepala sapi yang sudah direbus itu kami potong-potong menjadi lebih kecil dan kemudian disajikan bersama bakso dalam 1 kuah di mangkok,” ujar Suharto yang membuka warung dari pukul 09.30 hingga 21.30 ini.

Nungky, salah seorang pecinta bakso, mengaku merasakan hal yang unik dalam semangkuk bakso ini. “Kalau biasanya hanya kuah dan bakso yang enak. Di sini juga begitu, daging bakso terasa banget aslinya. Kemudian kuahnya juga nggak berminyak, jadi nggak perlu takut kolesterol,” ujar Nungky yang kerap mangkal di warung bakso ini. Yang membuatnya ketagihan, untuk seporsi dia masih bisa nambah kepala sapi atau kikil.

Karena lokasinya yang tidak begitu jauh dari tempat kerjanya, hampir tiap sepekan sekali ia selalu mampir untuk memuaskan diri menikmati bakso. “Biasanya ya ganti-ganti. Misalkan sekarang bakso saja, besoknya lagi pakai daging kepala sapi, terus rambaknya, gorengannya, lontong, dan lainnya,” ucapnya tentang bakso yang dibandrol tak lebih dari Rp 10 ribu per porsi ini. (dwi)

[keluar]

Sumber: Surabaya Post, Minggu, 1 Februari 2009

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda