Ribuan Bonek Berangkat ke Bandung dengan KA

Jatuh dari KA, Satu Suporter Tewas

[IBNU TAUFIK JR/RADARJOGJA/JPNN]
MENUJU BANDUNG Ratusan suporter Persebaya berjubel di lokomotif dan gerbong KA Pasundan saat melintas di Stasiun Lempuya­ngan, Jogja, kemarin.

Suporter Persebaya, Bonek, benar-benar nekat. Meski Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah menjatuhi sanksi larangan mendampingi laga away Persebaya selama dua tahun, ribuan suporter tetap berangkat ke Bandung dengan menumpang KA Ekonomi Pasundan kemarin. Mereka berniat menyaksikan laga Persebaya dengan Persib di Stadion Jalak Harupat, Bandung, hari ini (23/1).

Sebagian Bonek beraksi lebih nekat dengan berdiri di atap gerbong dan memenuhi lokomotif KA Pasundan. Saat kereta berhenti di Stasiun Madiun, petugas gabungan dari Polresta, Polsuska, TNI, dan karyawan stasiun berusaha melarang ulah itu. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Malah, para suporter berteriak-teriak. "Pak Polisi, Pak Polisi, kami jangan dipukuli, kami bukan sapi", teriak mereka.

Suasana tegang terjadi ketika memasuki Solo. Terjadi insiden pelemparan batu antara rombongan suporter dan warga di sepanjang jalur kereta api di Kota Solo. Akibat peristiwa itu, seorang wartawan Antara (Hasan Sakri Ghozali, 25), seorang anggota Brimob (Briptu Marsito), dua warga Solo (Kusyanto, 33, Hanif Supriyanto, 25) luka-luka.

Hasan mengalami luka bocor pada bagian kepala setelah dikeroyok dan dipukul dengan batu oleh suporter. Hanif dan Agung terluka pada bagian dahi dan pelipis mata karena terkena lemparan batu. Briptu Marsito, yang saat kejadian berada di dalam gerbong untuk mengawal para suporter, juga mengalami luka parah pada bagian mata.

Seorang suporter, M. Fatoni, tewas. Dia ditemukan di Nganjuk karena jatuh dari gerbong kereta api. Dua suporter lain kritis. Mereka adalah Abdul Muchid, 31, asal Simokerto, Surabaya, dan Hayat, 35, asal Sampang, Madura. Muchid dan Hayat jatuh dari gerbong KA. Mereka mengalami luka parah pada bagian kepala dan telinga kiri. Hayat sebelum jatuh tersangkut kabel telepon di kawasan Tegal Harjo, Jebres, Solo.

Indro Febriyanto, saksi mata, mengatakan bahwa saat peristiwa tersebut, dia bersama sejumlah wartawan foto berniat mengambil gambar kedatangan rombongan Bonek yang melintas di kawasan Stasiun Purwosari. Namun, tanpa dia sadari, kereta jurusan Surabaya-Bandung dengan sembilan gerbong itu ternyata berhenti.

Tiba-tiba, sejumlah suporter turun dari kereta untuk mengambil batu dan menyerang warga sekitar stasiun. Indro dan beberapa wartawan foto yang terjebak di tengah kerumunan suporter sontak berlarian. "Saat kejadian, jarak Hasan (wartawan korban pelemparan) terlalu dekat. Beberapa suporter berhasil memukul dan merebut helm yang dia pakai," kata Indro di Rumah Sakit Panti Waluyo kemarin.

Indro menambahkan, saat dikeroyok suporter, Hasan sulit menangkis pukulan dan lemparan batu. "Dia berusaha melindungi kamera agar tidak dijarah. Sebab, helm yang dia pakai sudah direbut Bonek," ujar Indro terlihat jengkel.

Kapoltabes Solo Kombespol Joko Irwanto saat dikonfirmasi mengatakan, polisi sudah berusaha melakukan pengawalan dengan menerjukan sekitar 250 personel dari satuan dalmas dan brimob. Namun, aksi saling lempar ternyata tetap tidak bisa dihindari.

Joko Irwanto menambahkan, sebelum suporter memasuki wilayah Solo, personelnya telah melakukan razia di Stasiun Palur. Namun, beberapa suporter tetap dapat lolos dan berhasil menyembunyikan batu yang diduga untuk melempar warga di saat memasuki Stasiun Jebres. "Kita juga menempatkan petugas gerbong untuk mengantisipasi terjadinya kericuhan," kata Kapoltabes.

Koran ini mengamati, kericuhan mulai panas saat rombongan suporter memasuki kawasan Stasiun Jebres. Selain insiden pelemparan, di lokasi tersebut ratusan warga dan suporter nyaris bentrok. Namun, aksi bentrok dapat digagalkan setelah petugas melakukan beberapa kali tembakan peringatan.

Dari Stasiun Jebres, KA Pasudan melintas ke kawasan Tegal Harjo, Jebres. Aksi saling lempar batu kembali terjadi di sana. Ketegangan terus mewarnai suasana di sepanjang perjalanan. Di Stasiun Purwosari, ribuan suporter kembali turun dari gerbong kereta untuk mengambil batu dan melempari warga dan sejumlah sarana fasilitas umum.

Selain melukai warga dan wartawan, para suporter itu juga merusak kaca pos perlintasan kereta api di sekitar Stasiun Purwosari. Tak hanya itu, sejumlah sarana fasilitas umum di sepanjang perlintasan kereta api di Kota Solo juga rusak karena lemparan batu.

Humas PT KA Daop VII Madiun Hariyono Wirotomo mengatakan, ribuan Bonek yang menumpang kereta itu merugikan pihaknya. Sebab, sebagian besar hanya membayar 75 persen dari harga tiket. Bahkan, diperkirakan ada yang tidak membayar. "Kalau didatangi Bonek, stasiun di wilayah kami selalu merugi. Apalagi banyak kaca jendela yang pecah," katanya. (in/fik/jpnn/iro)

Sumber: Jawa Pos, Sabtu, 23 Januari 2010

Label: , , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda