Nasi Goreng Jawa CakAtroep

Menyusuri pusat Kota Surabaya, persisnya di Jalan Walikota Mustajab juga terdapat satu warung kaki lima Nasi Goreng Jawa yang ramai dijubeli pembeli. Warung NGJ Cak Atroep, berada di sisi barat Balai Kota Surabaya.

Buka setiap hari mulai pukul 18.30 hingga 24.00 WIB, Anda bisa mencicipinya langsung di tempat atau dibungkus untuk di bawa pulang. Bila ingin menikmati suasana malam Kota Surabaya, duduk saja di bangku yang disediakan di pinggir trotoar plus meja panjang.

Warung Cak Atroep ini sudah ada sejak tahun 1955. Namun saat itu posisi warung berada di sisi seberangnya. Baru tahun 1970 pindah menetap di lokasi yang sekarang. “Sebenarnya Cak Atroep sudah jualan sejak tahun 1952. Saat itu belum menetap seperti sekarang, tapi memakai pikulan. Baru tahun 1955 menekuni usahanya di Walikota Mustajab sini,” terang Erik, juru masak warung Cak Atroep.

Sang pemiliknya memang telah pensiun dan mewariskan usahanya pada putra ketiganya, Maslukhin. Namun nama Cak Atroep tetap melekat dan menjadi merek dagang warung ini. “Kalau dulu sebelum jam 12 malam kalau habis ya tutup. Kalau sekarang, selalu tepat jam 12.00 malam tutupnya,” lanjut Erik.

Dalam sehari, dituturkan Erik, NGJ Cak Atroep menghabiskan 20 hingga 25 kilogram beras. Sedang udang segar yang dipakai campuran bumbu mencapai 2,5 kilogram. Selain menjual NGJ, warung Cak Atroep juga menyediakan mi goreng Jawa dan mi godog Jawa. Toh, yang paling banyak diminati tetap NGJ. Satu porsinya dijual dihargai Rp 8000.

Tampilannya pun sangat menggoda. Nasi goreng berwarna kecokelatan bercampur mi yang dipotong kecil dan tauge. Sebagai pelengkap ada irisan ayam goreng, telur rebus, hati dan ampela ayam goreng. Ingin lebih mantap? Imbuhi dengan acar asam pedas, irisan mentimun dan cabai di wadah yang diletakkan di meja. Konon sederet artis banyak yang singgah di warung NGJ Cak Atroep ini, mulai dari Krisdayanti, Dewa, Eva Arnaz, hingga promotor musik Log Zelebour. Pastikan Anda mampir ke sana juga.
titis jatipermata

Di Mana Mencicipi NGJ?
Banyak NGJ lainnya di Surabaya ini yang bisa disinggahi, di antaranya:
- NGJ depan pasar Genteng
- NGJ di jalan Imam Bonjol, depan Koramil
- NGJ Simolawang, depan GOR Sahabat
- NGJ Kraton, jalan Mulyosari
- NGJ samping pom bensin jalan Kertajaya Indah
- NGJ di Pujasera Jl AYani sesudah pertigaan Siwalan Kerto, arah Waru

[keluar]

Sumber: Surya,Selasa, 6 Januari 2009

Label: , , ,

Nasi Goreng Jawa Pak Usman

Siapa tak kepincut lezatnya nasi goreng Jawa (NGJ) yang tersaji di depan mata. Sepiring nasi yang digoreng memakai bumbu berbahan dasar udang, dicampur dengan tauge dan sayuran lain seperti kol. Tak ketinggalan suwiran daging ayam, irisan telur rebus, acar mentimun dan cabai rawit.

Tentunya Anda ingin mencicipi masakan yang menggoda selera ini. Hanya saja, para penjual NGJ ini umumnya beredar hanya mulai senja hari hingga larut malam. Nah, bagi pecinta kuliner sejati, tentu tak masalah harus berputar-putar Kota Surabaya untuk mencari hidangan yang satu ini di malam hari.

Salah satunya warung NGJ Pak Usman di Jalan Mulyosari Surabaya, dekat pertigaan ke arah Jalan Kalisari menuju Kenjeran. “Yang khas dari nasi goreng Jawa adalah campuran taugenya. Di samping itu, biasanya bumbunya memakai bumbu jadi,” terang Bu Usman, istri si empunya pemilik warung.

Bumbu jadi yang dimaksudkan Bu Usman adalah bumbu yang sudah diolah dan tinggal dicampurkan saat menggoreng nasi. Terbuat dari bahan-bahan dasar seperti udang, bawang putih, bawang merah, kemiri, rempah-rempah, garam yang kemudian diblender menjadi satu lalu ditumis dengan menggunakan minyak. “Untuk satu hari, saya bisa menghabiskan dua kilogram udang segar untuk bahan bumbunya, 18 hingga 20 kilogram beras,” lanjut Bu Usman.

Warung yang buka setiap hari mulai pukul 17.30 WIB hingga pukul 01.00 WIB ini cukup ramai. Siap-siap saja mengantre bila datang antara pukul 19.00 hingga 22.00 WIB. Waktu pertama kali merintis usahanya di tahun 1984, Pak Usman turun tangan sendiri memasak pesanan pelanggannya. Kini ia menyerahkan sepenuhnya kepada sang istri dan putri keduanya, Sofie. Secara bergantian, mereka berdua yang memasak pesanan pelanggan.

“Maklum saja, nantinya usaha ini bakal diteruskan putri saya. Sudah lima tahun terakhir ia fokus membantu di sini,” jelas Bu Usman sembari tangannya tak berhenti bergerak menyiapkan pesanan.

Sembari meladeni Surya, dengan cekatan, Bu Usman menggoreng nasi di wajan besar di hadapannya. Tak lupa menambahkan bumbu berwarna kecokelatan dari panci besar berwarna putih. Usai dimasak, sajian nasi goreng Jawa tersebut benar-benar menggelitik indra perasa. Baunya hmm… jangan ditanya lagi.

Nasi goreng berwarna kecokelatan, bercampur mi yang dipotong pendek, tauge, dan rajangan daun kol. Di atas nasi goreng ditaburi suwiran ayam goreng, telur rebus dan bawang goreng. Atau pilih taburan babat goreng. Sepiring ditawarkan Rp 6000 - Rp 7500 sesuai jenis taburannya. Bawang goreng atau babat goreng. Selera Anda yang bakal menentukan harga seporsi NGJ Pak Usman ini. (titis jatipermata)

[keluar]

Sumber: Surya, Selasa, 6 Januari 2009

Label: , , ,