Tambang Freeport Ambruk, 4 Tewas Tertimbun

Proses evakuasi puluhan pekerja yang terjebak reruntuhan atap terowongan Big Gossan Mil 74, Freeport terus berlanjut. Atap tersebut runtuh dan menimpa fasilitas pelatihan tambang bawah tanah, Selasa (14/5). Hingga Rabu (15/5) pukul 06.30 WIT, tim Emergency Response Group (ERG) PT Freeport Indonesia sudah mengevakuasi 10 pekerja selamat. Ironisnya, tim juga menemukan 4 pekerja tambang PT Freeport Indonesia yang tewas di reruntuhan. Diduga ada 30 orang yang masih terjebak di dalam terowongan bawah tanah itu. Kapolsek Tembagapura AKP Sudirman yang dihubungi Antara dari Timika, Papua, Rabu, mengatakan, dalam pencarian maraton yang dilakukan oleh Tim Emergency Response Grup hingga Rabu pagi, telah ditemukan 14 orang pekerja yang terjebak dalam reruntuhan. Sebanyak 10 pekerja ditemukan hidup dengan kondisi luka-luka di sekujur tubuh mereka akibat tertindih bebatuan, sedangkan empat pekerja ditemukan dalam kondisi tewas. Korban luka langsung dilarikan ke Rumah Sakit SOS Tembagapura untuk mendapat perawatan agar nyawa mereka bisa tertolong. "Upaya pencarian dilakukan sepanjang malam sampai pagi ini. Untuk sementara pencarian dihentikan karena kru beristirahat akibat kelelahan sambil menunggu kru yang baru," kata Sudirman. Ia mengatakan, sesuai dengan daftar yang diberikan perusahaan, terdapat lebih dari 40-an pekerja yang terjebak dalam reruntuhan tambang bawah tanah Big Gossan tersebut. Puluhan pekerja PT Freeport dan perusahaan kontraktornya itu tertimbun material longsor di lokasi tambang bawah tanah Big Gossan pada Selasa (14/5) sekitar pukul 08.15 WIT saat mengikuti Kelas QMS Annual Refresher atau latihan keselamatan kerja.

Insiden runtuhnya tambang bawah tanah (underground) PT Freeport kali ini merupakan yang terbesar dengan jumlah korban terbanyak dalam beberapa tahun terakhir. Kejadian runtuhnya tambang yang menimpa pekerja pernah terjadi di lokasi tambang terbuka Grassberg tahun 2003 yang menewaskan sejumlah pekerja. Desak Investigasi Terpisah, Anggota DPRD Mimika, Papua, Wilhelmus Pigai mendesak berbagai kalangan untuk melakukan investigasi secara independen insiden longsor yang terjadi di tambang bawah tanah (underground) PT Freeport Indonesia pada Selasa pagi. "Saya kira perlu ada investigasi oleh pihak-pihak terkait untuk mengetahui apa penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja ini karena PT Freeport sebagai perusahaan tambang besar dan terkemuka sangat mengedepankan faktor keselamatan kerja," kata Wilhelmus di Timika. Wilhelmus mengakui aktivitas pertambangan, apalagi tambang bawah tanah sangat berisiko terhadap keselamatan para pekerja sehingga diharapkan semua elemen terkait harus mengedepankan faktor safety. "Kalau selama ini Freeport sangat memperhatikan upaya-upaya keselamatan kerja, menjadi pertanyaan mengapa terjadi insiden seperti ini. Makanya perlu dilakukan investigasi independen dan hasilnya perlu disampaikan secara terbuka kepada publik," ujar Wilhelmus yang juga Ketua Forum Pemerhati Pembangunan Papua Tengah (FPPPT) itu. Ia berharap semua pihak mengambil hikmah dari kejadian ini dan tidak saling mempersalahkan agar iklim kerja di lingkungan perusahaan tetap terjaga dengan baik. Vise President PT Freeport bidang Coorporate Comunication (Corcom), Daisy Primayanti mengatakan telah terjadi insiden runtuhnya sebuah terowongan di area pelatihan tambang bawah tanah pada Selasa pagi. Reruntuhan material terowongan tersebut menimpa sejumlah pekerja. Tim Emergency Response Group (ERG) dan tim keselamatan PT Freeport hingga saat ini masih sedang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan para pekerja."Saat ini kami masih belum dapat mengkonfirmasi jumlah mereka yang cedera, terperangkap ataupun korban jiwa, jika ada," jelas Daisy. Mengingat tingkat kesulitan yang dihadapi, proses penyelamatan pekerja membutuhkan waktu. Menurut dia, PT Freeport telah melaporkan insiden di lokasi tambang tersebut ke lembaga pemerintahan terkait, termasuk diantaranya Inspektur Pertambangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.ant Sumber: Surabaya Post, Rabu, 15/05/2013

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda