Bahaya Penggunaan Komputer Tablet pada Anak

Komputer tablet adalah teknologi yang dapat membantu pendidikan anak, tetapi penggunaannya harus dipantau secara seksama untuk memastikan agar tidak menimbulkan masalah pada perilaku dan cara belajar anak.

Menurut survei pada akhir tahun 2011 terhadap 2.200 orang tua dan anak-anak di Inggris dan Amerika, 15 persen dari anak-anak usia 3-8 tahun telah menggunakan iPad orang tuanya. Sebanyak 9 persen dari anak-anak tersebut memiliki iPad sendiri, sedangkan 20 persen memiliki iPod seperti dilansir dari medindia.

Sebanyak 77 persen orang tua percaya bahwa penggunaan gadget seperti tablet bermanfaat bagi anak-anak untuk membantu mengembangkan kreativitasnya. Beberapa peneliti berulangkali mengingatkan bahwa penggunaan tablet secara berlebihan pada anak dapat menyebabkan kesulitan perkembangan dan masalah termasuk autisme atau kesulitan memfokuskan perhatian.

"Kritikus cenderung menyalahkan perangkat seperti tablet untuk masalah perkembangan anak. Tablet mungkin memiliki hubungan sebab akibat dengan masalah tersebut, tetapi yang perlu ditegaskan adalah bagaimana kontrol orang tua terhadap batas penggunaannya," kata Lisa Guernsey, direktur yayasan Early Education Initiative, Amerika.

Untuk mengetahui sejauh apa tablet mempengaruhi perkembangan anak, Anda dapat mencoba mengajaknya bicara ketika anak sedang asik dengan tabletnya. Bisakah anak fokus terhadap percakapan selama 30 menit saja tanpa melihat ke layar tablet?

"Anda tidak perlu panik mengatasi masalah tersebut. Otak Anda akan berubah sepanjang waktu, setiap kali Anda mempelajari sesuatu yang baru," kata Annie Murphy Paulus, penulis buku How the Nine Months Before Birth Shape the Rest of Our Lives.

"Jangan biarkan tablet menjadi pengasuh elektronik untuk anak Anda. Batasi waktu penggunaan tablet dan selalu dampingi anak-anak Anda ketika bermain dan belajar dengan tabletnya," kata Warren Buckleitner, seorang editor Children's Technology Review.

Salah satu kasus akibat yang ditimbulkan oleh efek negatif komputer tablet ditemukan di Inggris. Seorang bocah lelaki asal Inggris berumur 4 tahun dilaporkan kecanduan iPad. Dokter yang menanganinya menyatakan anak itu merupakan satu dari pasien-pasiennya yang menunjukkan perilaku candu karena menggunakan perangkat tablet sejak usia dini.

Dokter itu menjelaskan, anak ini sangat kecanduan dengan games di iPad milik orang tuanya. Jika dilarang memainkan iPad, maka anak ini akan marah dan menarik kembali iPad tersebut.

Dari hasil survei, sebagian besar orang tua membiarkan anak mereka yang masih balita menggunakan ponsel pintar atau komputer tablet untuk bermain game digital. Hanya satu dari tujuh orang tua yang memberi batasan waktu bagi anak mereka dalam menggunakan perangkat digital tersebut.

Seorang psikiater, Richard Graham, dari Capio Nightingale Clinic di London mengatakan sebenarnya masih banyak bocah lain yang mengalami kecanduan serupa. Ia menyarankan orang tua agar segera mencari bantuan. Alasannya, jika kecanduan ini ini berlangsung sampai usia 11 tahun, maka akan semakin sulit memulihkannya. Pemulihannya bisa sampai menjalani rawat inap.

Adapun biaya pemulihannya mencapai 16 ribu Poundsterling atau Rp 237 juta per bulan untuk melakukan detoksifikasi digital. Agar anak-anak Anda terhindar dari kecanduan iPad, Graham menyarankan agar orang tua tidak sembarangan meletakkan komputer tablet mereka.

"Warna-warna menarik pada iPad membuat anak-anak tertarik untuk mencoba memainkannya," katanya. Jika tidak, anak-anak itu tak akan berhenti bermain sehingga menjadi kecanduan. Tandanya, jika perilaku bermain iPad itu sudah tidak terkontrol dan sulit dijauhkan.

Sementara di tempat penitipan anak, Tanith Carey menyebutkan iPad, iPod dan smartphone sudah menjadi mainan lazim bagi bayi dan balita.

Studi lain menunjukkan hubungan potensial antara gejala attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan penggunaan ponsel. ADHD adalah suatu kondisi yang ditandai oleh tingginya tingkat gangguan, impulsif, susah diam, dan kecenderungan untuk banyak bicara.

Penelitian sebelumnya menyatakan adanya hubungan antara paparan ponsel saat prenatal dan masalah perilaku pada anak-anak. Memang, saat ini hampir mustahil untuk menghindari paparan ponsel. Namu,n perlu diketahui apakah gelombang radio (RF) dalam ponsel dapat menyebabkan atau mempengaruhi ADHD. Selain itu, variabel lain yang berpengaruh dalam ADHD adalah tingkat timbal dalam darah, yang tampaknya lebih tinggi pada anak dengan paparan RF.

Dalam penelitian ini, peneliti Yoon Hwan Byun dari Departemen Kedokteran di Universitas Dankook College of Medicine di Korea berangkat dari pertanyaan apakah medan elektromagnetik frekuensi radio (RF-EMF) dalam ponsel bisa mempengaruhi perkembangan otak jika ada kontak yang terlalu lama.

Untuk penelitian ini, Byun mengevaluasi lebih dari 2.400 anak SD untuk mengetahui gejala ADHD dan paparan ponsel sesuai laporan orang tua. Dua tahun kemudian, Byun mewawancarai peserta lagi dan menemukan bahwa anak-anak yang menggunakan ponsel untuk menelepon lebih mungkin untuk mengembangkan gejala ADHD dibandingkan mereka yang tidak menggunakan ponsel. Namun, ini hanya bermakna secara statistik pada anak-anak yang juga terkena tingkat tinggi timbal.

Studi ini menemukan bahwa semua anak yang bermain game pada ponsel juga pada peningkatan risiko untuk gejala ADHD. Selain itu, anak-anak yang berhenti menggunakan ponsel selama masa studi gejala pengembangan ADHD turun tajam dibandingkan dengan mereka yang terus menggunakan ponsel. "Karena itu, mencegah penggunaan ponsel pada anak-anak dapat menjadi salah satu ukuran untuk menjaga anak-anak dari mengembangkan gejala ADHD," kata Byun, Senin, 22 April 2013.

Byun menambahkan bahwa meskipun hasil ini mengungkapkan dampak potensial dari RF-EMF pada perkembangan otak, mungkin ada kausalitas terbalik. Bisa jadi sebaliknya, anak-anak yang menghabiskan sejumlah besar waktu bermain game atau menelepon dengan ponsel dapat melakukannya karena gejala ADHD yang parah. Temuan ini menawarkan bukti lebih lanjut bahwa paparan timbal dan pemaparan frekunsi radio tampaknya meningkat tajam dengan penggunaan ponsel. tmp, dtc

Awas Radiasi Ponsel Mulai dari Kanker Otak hingga Bunuh Sperma. Dampak penggunaan ponsel masih menyisakan perdebatan panjang hingga saat ini. Ada pihak yang menyakini bahwa radiasi ponsel dapat mengganggu kesehatan. Namun, ada juga yang bersikukuh bahwa ponsel tidak berbahaya.

Walau masih dalam perdebatan, tapi tak ada salahnya jika kita lebih bijaksana saat menggunakan ponsel untuk menghindari bahaya radiasinya. Terlepas dari itu, ada beberapa penyakit yang mungkin bisa disebabkan oleh radiasi telepon genggam. Apa saja?

  1. Kanker Otak
    World Health Organization (WHO) mengungkapkan radiasi ponsel dapat menyebabkan kanker otak. Radiasi ponsel dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap knalpot, dan kloroform. Penelitian dilakukan oleh tim yang terdiri dari 31 ilmuwan dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat, menemukan cukup bukti untuk mengkategorikan radiasi ponsel sebagai sejenis zat berbahaya bagi manusia. Mereka menemukan bukti peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel.
  2. Risiko Pada Anak
    Laporan dari International EMF (Electromagnetic Field) Collaborative yang ditulis kelompok peneliti internasional pernah mengakui adanya kemungkinan munculnya kanker akibat terstimulasi penggunaan ponsel, terlebih bagi anak-anak. "Kami menyarankan perhatian yang lebih besar bagi anak-anak yang memakai ponsel karena jaringan otak mereka masih dalam tahap perkembangan," ujar Terry Svain dari Occupation and Environmental Cancer Committee.
  3. Risiko Terhadap Ibu Hamil
    Para peneliti di Yale University mempelajari efek radiasi yang dihasilkan dari perangkat genggam dengan melakukan percobaan kepada tikus yang sedang hamil. Studi ini untuk menentukan mengenai kemungkinan cacat perkembangan bagi bayi yang terkena paparan radiasi ponsel cukup lama.
    Setelah melakukan sejumlah penelitian, kesimpulan sementara adalah paparan radiasi pada ponsel dalam jangka tertentu ternyata dapat menyebabkan bayi yang lahir mengalami dampak negatif pada otak, dan besar terkena risiko ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). ADHD sendiri merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.
  4. 'Membunuh' Sperma
    Para pakar di pusat kesehatan Cleveland Clinic, Amerika Serikat memaparkan, produksi sperma pada pria terpengaruh oleh frekuensi pemakaian ponsel. Semakin lama pria memakai ponsel, semakin besar kemungkinan produksi sperma mengalami gangguan. Kesimpulan tersebut diambil dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal 'Fertility and Sterility'.
  5. Tips Mengatasi Bahaya Radiasi HP
    Bahaya radiasi HP ditengarai bisa menimbulkan sejumlah penyakit dan kelainan kesehatan misalnya, tumor otak, kanker, Alzheimer, Parkinson, kecapaian (fatigue), dan sakit kepala. Untuk mengatasi bahaya radiasi HP dibawah ini beberapa tips yang perlu diketahui :
  1. Mengaktifkan speaker
    Memakai speaker saat menelepon atau menerima panggilan akan mengurangi energi atau tingkat bahaya radiasi HP-nya. Demikian juga, semakin jauh anda dari antena HP, akan semakin rendah tingkat radiasinya. Kabel headset pada banyak HP juga bisa bertindak sebagai antena, dan dapat mengirimkan sejumlah radiasi elektromagnetik ke pengguna HP.
  2. Lebih baik SMS
    Bila anda terbiasa dengan SMS-ria, sekarang anda punya alasan kuat untuk memaksimalkan kebiasaan anda tersebut. Mengirim teks via SMS akan membatasi durasi paparan bahaya radiasi HP, dan menjaga jarak HP dari kepala dan tubuh kita.
  3. Setting ke mode off line
    Waktu HP tidak dipakai, jangan lupa untuk mematikannya. Atau, setting menjadi offline, stand alone, atau flight mode, yang akan mematikan transmitter-nya namun masih memungkinkan Anda untuk menggunakan HP untuk main game atau mendengarkan musik, serta membuka aplikasi lain kecuali menelepon dan browsing internet.
  4. Pakai HP di ruang yang luas
    Ketika berada di lift yang sempit, mobil atau kendaraan, batasi penggunaan telepon seluler. Jangan memakai HP saat mengemudi, karena akan membahayakan keselamatan anda maupun pengguna jalan raya lainnya.
  5. Lihat indikator penerimaan sinyal
    Kurangi memakai HP saat indikator penerimaan sinyalnya lemah, atau ketika anda sedang berada dalam kendaraan yang melaju kencang termasuk kereta api. HP akan meningkatkan kekuatan penerimaan sinyal hingga maksimal, karena HP selalu mencari sinyal ke antena relay yang baru.
  6. Memakai telinga secara bergantian
    Jika anda diharuskan menelepon dalam jangka waktu lama, cobalah memakai telinga kiri dan telinga kanan bergantian secara berulang kali. Hal ini bisa membatasi paparan bahaya radiasi HP pada satu sisi kepala saja, yang sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko tumor otak dan kanker kelenjar ludah pada telinga yang sering digunakan untuk mendengarkan ponsel.
  7. Menelepon seperlunya saja
    Sebaiknya menelepon dengan HP singkat dan seperlunya saja. Cukup untuk mengatur jadwal bertemu dengan nasabah, atau mengingatkan anak untuk belajar, misalnya. Jika anda ingin ngobrol dengan teman lama yang baru ketemu di jejaring social facebook atau twitter, sebaiknya memakai telepon rumah.
  8. Mengurangi pemakaian Smartphone
    Perangkat smartphone seperti BlackBerry atau iPhone menghasilkan emisi yang lebih tinggi daripada HP biasa. Smartphone lebih banyak bergantung pada energi dari baterai untuk melakukan aktivitas e-mail, koneksi internet, dan men-display warna
  9. Jangan langsung ditempel ditelinga
    Setelah menekan tombol nomor HP yang dituju, tunggu beberapa saat sampai ada indikator tersambung. Saat itu, ponsel itu sedang mengirimkan sinyalnya yang terkuat karena sedang berusaha untuk terkoneksi.
  10. Jangan taruh di saku
    Dalam suatu penelitian, diketahui bahwa pria yang membawa telepon selulernya di dalam saku celana cenderung memiliki jumlah sperma 25 persen lebih rendah dibandingkan dengan kelompok pria lain yang tidak menyimpan ponselnya di saku celana. Setiap bagian dari tubuh menyerap radiasi pada intensitas yang berbeda, dan jaringan testikular kemungkinan juga lebih mudah diserang. Jadi jangan kantungi handphone jika tak ingin terkena bahaya radiasinya.
  11. Malam hari sebaiknya HP dimatikan
    Jika tetap menyala, sebaiknya diletakkan di luar kamar tidur, agar gelombang elektromagnetik tidak menyerang organ otak manusia.
  12. Jauhkan anak balita dari HP
    Anak-anak usia dibawah 8 tahun sangat riskan terhadap bahaya radiasi HP ini, sehingga sangat disarankan untuk tidak menggunakan HP.
  13. Gunakan casing anti radiasi HP
    Di pasaran sekarang ini banyak ditawarkan berbagai produk untuk mengurangi bahaya radiasi HP, mulai dari stiker antiradiasi HP hingga casing khusus untuk smartphone yang radiasinya cukup tinggi. Sebuah pengujian independen yang dilakukan majalah Wired menunjukkan, beberapa merek casing antiradiasi HP mampu mengurangi radiasi hingga 66,7 persen.
Sumber: Surabaya Post, Minggu, 28/04/2013

Label: ,

1 Komentar:

Pada 26 Agustus 2014 pukul 01.17 , Blogger lembroidesigns mengatakan...

mohon maaf sebelumnya boleh nambahin untuk Poin 13, hati hati kalau mau meilih casing penahan radiasi atau produk anti radiasi lain yang mengklaim mampu menurunkan radiasi, karena yang terjadi bisa sebaliknya, saat radiasinya diturunkan, sinyalnya juga akan turun, akhirnya perangkat dipaksa untuk terus terhubung dengan jaringan dengan menggunakan daya yang lebih besar,semakin besar daya yag digunakan, semakin besar pula radiasi yang dihasilkan.kasusnya sama dengan saat HP dalam keadaan lemah sinyal, pasti baterainya cepat habis.
untuk informasi lebih lanjut mengenai bahaya radiasi bisa dilihat di website seminar bahaya radiasi perangkat nirkabel ( SEBARKABEL ) di www.sebarkabel.com

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda