Kiat Meningkatkan Kreativitas Fotografi

Dalam banyak seminar fotografi selalu muncul pertanyaan, apakah kemampuan fotografi bisa dilatih dan ditingkatkan. Pertanyaan ini berkaitan dengan beberapa pehobi fotografi yang merasa bahwa kemampuan fotografisnya sudah mentok dan merasa tidak punya tantangan lagi dalam melakukan hobinya tersebut. Benarkah kemampuan fotografi itu bisa naik turun?

Oleh ARBAIN RAMBEY

Sebenarnya ilmu fotografi itu mirip dengan ilmu berenang. Sekali kita sudah bisa berenang sampai kapan pun tetap bisa walau sempat tidak bersentuhan dengan kolam sampai beberapa tahun. Namun, kecepatan dan daya tahan berenang seorang atlet tentu berbeda dengan orang yang hanya berenang agar sekadar bugar.

Dalam dunia fotografi, seorang yang sempat sangat mahir dalam bidang ini tetap punya mata yang baik dalam melihat dan menilai foto sampai kapan pun. Namun, kalau dia sempat lama tidak memotret, kepekaannya merekam pasti akan sangat menurun. Jadi, kemampuan melihat tetap, tetapi kemampuan menghasilkan yang akan menurun.

Bagaimana melatih kemampuan menghasilkan foto ini?

”Memotong” adegan

Fotografi adalah ”memotong” adegan dari realitas 360 derajat yang tiga dimensi ke dalam sepotong foto. Sebuah foto menjadi menarik karena ”terbatas”, alias cuma sebagian dari realitas. Maka, hal yang harus disadari dalam fotografi adalah kemampuan melihat ”sepotong” realitas itu. Foto yang bagus muncul dari kejelian sang fotografer menemukan potongan tersebut.

Orang yang tiap hari memotret pasti lebih jeli dalam melihat sebuah ”potongan yang indah”, sedangkan orang yang sudah jarang memotret mungkin tidak sadar bahwa di depannya terpampang sebuah bahan fotografi yang menarik.

Maka, melatih kemampuan dan kreativitas fotografi sebenarnya bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana. Tulisan ini mencoba menyederhanakan berbagai metode pelatihan fotografi yang pernah dilakukan di berbagai seminar dan pelatihan.

”Street photography”

Untuk mengasah kemampuan fotografi, kita bisa melakukan perjalanan keliling kota sambil memotret. Namun, kita hanya boleh memotret hal-hal yang tidak lazim atau yang bukan hal yang biasa kita lihat di berbagai foto. Dengan cara ini, kita mencoba ”meluaskan” apa yang selama ini kita jalani.

Contoh-contoh foto di halaman ini sedikit banyak akan memberikan gambaran pada latihan yang kita lakukan ini.

Foto A mencoba merekam bangunan tua yang bersanding dengan bangunan modern. Foto B adalah etalase sebuah toko pakaian. Memotret rak dasi tersebut juga mengasah kita untuk dapat memotret dengan perspektif yang baik, artinya tepi-tepi kotak yang lurus harus terpotret lurus.

Foto C adalah bagian dari sebuah tiang pelabuhan. Foto ini menantang kita untuk memotret sambil jongkok sebab kalau tetap berdiri, kita tidak mendapatkan ”adegan” ini. Penempatan baut, bagian besi, dan bagian kayu tiap orang akan berbeda. Di situlah kita berlatih komposisi.

Foto D sekadar memotret gembok tua pada warung warna-warni. Permainan bidang warna dan penempatan posisi gembok di bidang fotonya bisa mempunyai ratusan kemungkinan. Foto D melatih kita dalam merekam akurasi warna lewat penentuan white balance yang tepat, selain melatih komposisi.

Foto E adalah atap lobi sebuah hotel. Ada permainan gradasi di situ. Ada langit yang biru, ada bagian yang tercahayai, dan ada bagian yang dalam bayang-bayang. Selain melatih komposisi, foto ini juga melatih kita melakukan metering yang akurat.

Foto F adalah bayangan orang-orang yang berjalan di depan kita. Foto ini melatih kita bereaksi terhadap komposisi yang terus bergerak. Rasakan bahwa beda satu detik pun akan menghasilkan gambar yang sangat berbeda.

Foto G adalah memotret dari teropong di tempat wisata. Upaya ini adalah mencoba melihat dengan cara lain. Dalam dunia jurnalistik, kita melihat banyak wartawan memotret dari pantulan kaca spion, misalnya.

Adapun foto H adalah pola atap di hotel sebelah. Kemampuan melihat pola-pola komposisi bisa dilatih dengan banyak-banyak memotret aneka pola-pola yang ada di sekitar kita.

Contoh-contoh dalam tulisan ini akhirnya hanya sekadar contoh. Di dunia nyata sangat banyak subyek-subyek yang bisa kita lihat dan rasakan lalu kita rekam ke dalam selembar foto.

Anda bisa melakukan dan merancang latihan Anda sendiri.

Sumber: Kompas, 9 Februari 2010

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda