Hawking Kalah Taruhan, Vatikan Berang



Sudah hampir setengah abad, para ilmuwan CERN meneliti Higgs Boson atau yang lebih dikenal dengan ‘Partikel Tuhan’. Proses penelitian ini akhirnya berujung hasil memuaskan. Penemuan inipun memancing reaksi banyak pihak. Fisikawan menyambut positif. Tak terkecuali Stephen Hawking, fisikawan dan kosmolog terkemuka di dunia. Hawking mengungkapkan bahwa Peter Higgs pantas mendapatkan nobel atas teori yang dikemukakannya. Ia juga mengakui bahwa ia harus kehilangan uang karena penemuan ini.

"Saya bertaruh dengan Gordon Kane dari Michigan University yang partikel Higgs tidak akan ditemukan. Sepertinya saya baru saja kehilangan 100 dollar (Rp 900 ribu)," kata Hawking seperti dikutip Telegraph. Partikel Tuhan merupakan partikel yang dapat menggambarkan partikel dasar yang membentuk alam semesta dan isinya beserta gaya yang bekerja. Partikel ini dianggap sangat penting sebab mampu menguraikan pertanyaan mengapa suatu partikel memiliki massa dan yang lain tidak.

Sementara, peneliti dan juru bicara Vatican Observatory, Pastor Guy Consolmagno, menegaskan penggunaan istilah partikel Tuhan dalam penemuan terbaru CERN tidak ada hubungannya dengan konsep teologi atau Tuhan. “Nama partikel Tuhan digunakan sebagai sebuah lelucon oleh Leon Lederman. Ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah judul yang provokatif bagi buku partikel fisika yang ia tulis,” kata Vonsolmangno seperti dikutip Catholic News Agency. Vatican Observatory merupakan salah satu lembaga penelitian astronomi tertua di dunia. Consolmagno juga menegaskan bahwa istilah partikel Tuhan hanya merupakan metafora dan tidak berkaitan sama sekali dengan salah satu aspek teologi. Namun demikian, Consolmagno menganggap penemuan partikel tuhan ini sebagai sebuah pencerahan walaupun secara istilah terkesan tidak tepat.

Seluruh tahapan penelitian yang telah dilalui serta sumber daya yang telah banyak diinvestasikan akhirnya terbayar. “Menyenangkan melihat sebuah langkah besar tercipta. Tahun-tahun perjuangan tersebut akhirnya terbayar,” katanya. Istilah partikel Tuhan oleh fisikawan Leon Lederman merupakan komponen penting dalam model standard semesta. Model standard semesta terdiri dari empat elemen yaitu, elektromagnetik, kekuatan nuklir yang kuat, kekuatan nuklir yang lemah, dan gaya berat.

Fisikawan Indonesia

Di balik ‘Partikel Tuhan’ Indonesia patut berbangga. fisikawan asal Indonesia ternyata juga terlibat dalam perburuan Higgs Boson atau Partikel Tuhan dalam eksperimen Large Hadron Collider (LHC) Organisasi Eropa untuk Penelitian Nuklir (CERN). Fisikawan Indonesia yang terlibat program itu adalah Suharyo Sumowidagdo.

Stephen Hawking (Kiri), Suharyo Sumowidagdo


Ia merupakan lulusan program sarjana dan master dari jurusan Fisika Universitas Indonesia serta menamatkan doktoral di Florida State University pada tahun 2008. Perburuan Partikel Tuhan di CERN dilakukan lewat dua eksperimen, yaitu Compact Muon Solenoid (CMS) dan A Toroidal LHC Apparatus (ATLAS). Masing-masing bekerja secara independen, bertujuan mencapai kesempurnaan penelitian. "Saya menjadi anggota kolaborasi eksperimen CMS setelah menyelesaikan PhD fisika partikel eksperimen di kolaborasi eksperimen D0 di Amerika Serikat, tepatnya tahun 2008," jelas Haryo saat dihubungi lewat email. Haryo dan rekannya bertanggung jawab untuk pengoperasian dan pemeliharaan detektor muon (salah satu partikel penyusun materi).

Selain itu, Haryo juga berperan mengambil data di ruang kontrol. Secara spesifik, Haryo ikut serta dalam pembuatan software sistem kendali bagi detektor muon. Detektor berada 100 meter di bawah tanah sehingga pendendalian harus dilakukan lewat jarak jauh dengan sistem kendali. Haryo sebelumnya menekuni fisika partikel teoretik. Ia melakukan riset untuk studi sarjana di bawah bimbingan Professor Terry Mart di Universitas Indonesia dan lulus dari program itu tahun 1999. Namun, setelah menempuh doktoral, ia beralih ke fisika partikel eksperimental. Topik disertasinya tentang top quark yang meluruh menjadi tau lepton.

Hal tersebut sudah diprediksi sebelumnya, tapi belum dibuktikan. Setelah PhD, Haryo menjadi peneliti postdoktoral di University of California Riverside. Di CMS, ia meneliti tentang massa top quark. Penelitian itu berguna untuk memprediksi massa Higgs Boson.

Secara mengejutkan, Haryo mengatakan, "Adalah sebuah artikel di Kompas tanggal 30 April 1994 dan beberapa artikel sambungannya tahun 1994-1995 yang menginspirasi saya untuk menjadi seorang fisikawan partikel eksperimen." Artikel tersebut memuat keterlibatan ilmuwan Indonesia, Stephen van den Brink, dalam tim riset Universitas Chicago dan Universitas Pittsburgh untuk menemukan bukti kuat adanya top quark di Laboratorium Akselerator Nasional Fermi. Menurut Haryo, berbeda dengan fisikawan partikel teori yang membuat formulasi teori baru atau perhitungan matematis rumit, fisikawan partikel eksperimental mencari keberadaan partikel dari sebuah teori atau mengukur sifat partikel. Haryo merasa bahwa fisika partikel eksperimental punya tantangan tersendiri. Dan, dari banting setirnya itu Haryo pun punya kesempatan untuk bergabung dalam misi besar CERN mencari keberadaan Higgs Boson.(viv)



Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda