Meditasi, Jalan Lain Menuju Kesembuhan

NYONYA Sumaryono (58) hampir putus asa melihat kenyataan dirinya. Saban hari dalam 10 tahun terakhir ia keluar masuk rumah sakit. Kalau tidak karena bronkhitis, pasti lever atau reumatiknya yang kumat. Ia sudah mencoba ikut olahraga, tetapi nyatanya tidak menyelesaikan persoalan.

Lain lagi kisah Nyonya Cokorde Istri Raka Alit (73). Sejak pensiun dari pegawai negeri, ia mengalami kekosongan jiwa. Rasa 'terbuang' dan tak memiliki makna sebagai manusia, membekap hidupnya.

Di masa tuanya, kedua wanita ini bertemu Prof Dr Luh Ketut Suryani (55), guru besar Universitas Udayana (Unud) yang menggabungkan pengobatan psikoterapi ala Barat dengan spiritualitas dari Timur. Suryani adalah seorang psikiater sekaligus guru spiritual (meditasi). Ia lalu menggabungkan kedua metode penyembuhan ini dalam praktiknya.

Setelah empat tahun mempelajari meditasi --metode yang disebut Suryani sebagai psikoterapi-meditasi-- Nyonya Sumaryono dan Raka Alit menemukan 'kesembuhan'.

"Selama empat tahun ini saya tidak pernah lagi menginjak rumah sakit," kata Nyonya Sumaryono.

Sementara Raka Alit mengaku lebih tenang dan kembali menemukan dirinya. Ia merasa lebih muda dari usianya kini. Keduanya, bersama-sama sekelompok usia lanjut lainnya, tiga kali dalam seminggu berkumpul dalam bimbingan Suryani.

SURYANI menekuni jalan spiritual pada usia 14 tahun, jauh sebelum ia menjadi dokter. Menurut pandangannya, meditasi merupakan jembatan yang menghubungkan konsep pemahaman kemampuan spiritual dengan ilmu kedokteran. Kedua konsep ini, tidaklah bertentangan. Ilmu psikiatri modern mengajarkan kemampuan manusia tertinggi terletak pada otak yang mengatur fisik dan mental. Sedangkan, pengetahuan spiritual mengajarkan, kekuatan spiritual manusia yang tertinggi, yang mengatur mind dan body dalam otak.

Secara medis bisa dijelaskan, ujar Suryani, meditasi yang dilakukan secara teratur akan merangsang tubuh menyembuhkan diri sendiri. Meditasi menyebabkan terjadinya hemeostatik atau keseimbangan dalam otak.

Hipotalamus sebagai sentral otak akan bereaksi untuk meningkatkan fungsi kerja hormon. Dalam keadaan demikian, antibodi tubuh akan bekerja secara optimal bila terdapat 'benda' asing yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Menurut pakar meditasi lainnya, imunitas (daya tahan tubuh) dipengaruhi keadaan psikis dan mood (suasana hati). Daya tahan tubuh dapat ditingkatkan dengan menggunakan hipnosis, sugesti, imajinasi, relaksasi, dan biofeedback.

Secara umum, ada dua cara untuk melakukan meditasi. Pertama, meditasi konsentrasi, yang memusatkan satu keadaan (terutama melihat dan mendengar) pada suatu obyek tertentu. Kedua, meditasi merasakan (mindfulness) yaitu mencoba menyadari keadaan secara menyeluruh dengan merasakan proses keadaan itu sendiri.

Kedua metode ini berbeda dalam mencapai perubahan kesadaran (altered state of conciousness), namun keduanya mempunyai tujuan sama, yakni membawa seseorang menghayati fungsi fisik dan mental pada tingkat kesadaran yang berbeda dari biasanya.

Kedua metode ini diterapkan dalam metode Suryani yang sederhana. Suryani mengungkapkan meditasi tidak sama dengan sesuatu yang berbau klenik atau magis. Karena itu dalam bermeditasi jangan memikirkan hal-hal yang berbau klenik atau magis.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita lebih banyak menggunakan kemampuan mental yang dipengaruhi pendidikan formal dan non-formal. Sangat jarang seseorang dilatih menggunakan kemampuan spirit yang sudah dimilikinya sejak dalam kandungan. Suatu pemikiran, pertimbangan dan keputusan yang dibuat datang dari logikanya. Sebenarnya orang yang menggunakan kemampuan spirit (atma), mampu mengatasi permasalahan di luar logika. Untuk mengoptimalkan kemampuan spirit ini, maka meditasi merupakan satu metode dalam berhubungan dengan spirit, sumber pengetahuan itu.

METODE Suryani sangat sederhana untuk diterapkan. Sebagaimana halnya seseorang yang bermeditasi, kita harus duduk bersila atau mengatur posisi punggung agar tegak lurus. Kedua tangan diletakkan sedemikian sehingga otot-otot lengan dalam keadaan relaks. Seluruh tubuh dirasakan dalam keadaan istirahat.

Berikutnya, pusatkan perhatian, pikiran, perasaan, dan angan-angan pada satu titik, satu meter di lantai depan. Kelopak mata baru ditutup jika terasa berat atau ada kekuatan yang menginginkannya. Kemudian rasakan proses keluar masuknya udara pada hidung. Lakukan proses itu berulang-ulang. Jika terasa cukup, pelan-pelan rasakan kembali organ-organ tubuh berfungsi kembali.

"Sederhana sekali. Tetapi jika ingin mencapai hasil yang sempurna harus dilakukan berulang-ulang. Setiap hari cukup 10-15 menit, jangan lebih," ujar LK Suryani.

Selain metode itu, Suryani juga memperkenalkan metode meditasi untuk relaksasi. Relaksasi sangat berguna untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah atau tidur tanpa bermimpi. Seseorang hanya memerlukan terlentang, lalu merasakan getaran atau kekuatan masuk lewat kaki, lutut, hingga ke tubuh. Setiap organ tubuh yang dilalui diistirahatkan. Proses yang sama juga diberlakukan dari tangan. Seluruhnya dikeluarkan lewat kepala. Kemudian lakukan sebaliknya.

Prinsip kerja relaksasi ini, kata Suryani, mengistirahatkan fungsi fisik dan mental sejenak. Metode meditasi Suryani bisa pula diterapkan untuk menyatukan diri dengan kekuatan dari luar, mengobati diri sendiri, berguru kepada Tuhan, serta kegiatan-kegiatan lainnya.

Khusus dalam hubungan pengobatan ilmu kedokteran dengan spiritual, berlaku dalil: satu tablet obat sama fungsinya dengan satu kali meditasi. Itu sudah dibuktikan Suryani. Berikutnya, diserahkan kepada pasien. Memilih obat atau jalan lain menuju kesembuhan: dengan bermeditasi. (atk/can)

Sumber: Kompas, 25/04/1999

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda