Dee’s Macaroni Schotel

DALAM seni kuliner Indonesia, kudapan jenis pasta ini dimanfaatkan sebatas campuran pada sup sayuran. Selebihnya, jarang ditemui pasta diolah sebagai kudapan familier di khazanah kuliner Tanah Air.

Di negara asalnya, Italia, pasta yang diolah dari campuran tepung gandum, telur, air, dan garam ini biasa diolah menjadi apa saja. Dari jenis kudapan jajanan hingga makanan utama. Pasta sendiri dibuat beragam dan namanya disesuaikan dengan bentuk pasta itu sendiri.

Di Italia sedikitnya terdapat 650 jenis pasta. Dan bisa dipastikan setiap tahunnya selalu lahir jenis pasta baru. Pasta dengan ukuran tipis bak serabut dan memanjang dikenal sebagai spaghetti, variasi lain yang lebih langsing dari spaghetti disebut vermicelli, ada juga yang lebih pipih disebut liguinie, sementara yang lebih tebal dijuluki fettucinie.

Ada juga pasta berbentuk pendek mirip pena dan disebut penne, atau pasta mirip wujud kupu-kupu dijuluki farfalle, selain macaroni dengan bentuk bulat pendek dan berongga. Jenis pasta (kering) ini termasuk jenis bahan tahan lama.

Pasta bisa tahan disimpan sampai tiga tahun lebih karena rendahnya kandungan air (hanya 10 persen). Sementara pasta olahan rumah tangga yang biasa dibuat sesaat sebelum disantap, namun pasta jenis ini kurang tahan lama disimpan.

Dalam olahannya pasta bisa disuguhkan sebagai antipasti atau ragam penganan pembuka. Ada juga yang disuguhkan sebagai menu utama, dan hidangan penutup. Variasi antara menu pembuka, utama, dan penutup terletak pada bahan pelengkap yang digunakan.

Pada gilirannya kuliner khas Italia ini merambah ke Indonesia dalam wujud popular sebagai spaghetti, lasagna, hingga pasta panggang/bakar atau lebih diakrabi sebagai macaroni panggang/makaroni schotel.

Makaroni schotel inilah yang diseriusi Diana Syahrini ketika memutuskan bekerja dari rumah agar dekat dengan kedua putranya. Selain itu, perempuan berdarah Madura ini memang suka berkutat di dapur. Dan makaroni schotel racikannya sudah mendapat acungan jempol suami, Rudi Hendrawan dan mertuanya.

Tetangga kiri kanan, dan relasi di Surabaya dan sekitarnya mulai mengenal makaroni schotel racikannya. Terlebih, situs jejaring Facebook juga dimanfaatkannya untuk memperkenalkan makaroni schotel olahannya.

“Jadilah Dee’s Past@ & snack Madura sebagai tambahannya,” ujar Diana ketika ditemui Surya di kediamannya, Jl Pacarkembang VC1/5 Surabaya. Jajanan khas Madura memang menjadi kembangan bisnis pasta yang menjadi spesialisasinya.

Sesuai namanya, Diana menggunakan makaroni sebagai bahan utama makaroni schotel racikannya, selain daging sapi, telur, susu, dan keju. Beragam ukuran ditawarkan, mulai dari ukuran cup alumunium foil terkecil hingga aluminium foil besar dengan variasi harga dari Rp 7500 hingga Rp 175.000.

“Untuk ukuran terkecil ini pas untuk menu sarapan atau teman rehat saat makan siang,” saran Diana yang di setiap bungkus terkecil disertakan sendok dan saus serta sambal. Ukuran yang sama ia masukkan di mini swa layan di Graha Pena. “Ini memang menjadi pilihan karyawan kantoran untuk santap siang, sebagai pengganti nasi,” ujarnya.

Ukuran terbesar (30 cm x 27 cm) disiapkan untuk ukuran keluarga atau jamuan arisan atau acara lainnya. “Namun sering acara arisan pun memilih ukuran kecil karena lebih praktis disantap untuk satu orang,” imbuh Diana yang juga memberi layanan siap antar.

Terlebih dengan kemasan wadah dan tutup dari aluminium foil memungkinkan makaroni schotel ini tetap hangat saat disantap. Jika tidak habis saat itu juga, bisa disimpan di lemari pendingin untuk dihangatkan kembali sesaat sebelum disantap. tri

[keluar]

Sumber: Surya, Sabtu, 1 Agustus 2009

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda